DramaLutung Kasarung dalam Bahasa Inggris Drama Lutung Kasarung There used to be a just and wise king Prabu Tapa Agung name. He was awarded seven daughters. Respectively they are Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, Purbaleuih, and the youngest Purbasari. The seven teenage daughter is married and everything is beautiful.
Naskah Drama Lutung Kasarung Adhesta Me—dimodifikasi oleh MT Narator “Alkisah, ada sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Tapa Agung yang didampingi oleh seorang ratu cantik bernama Dwi Ayu. Mereka mempunyai dua orang putri yang bernama Purbararang dan Purbasari yang tak kalah cantik dari Ibunya. Pada suatu hari, untuk melepas penat, Prabu Tapa Agung berjalan-jalan bersama istri tercintanya. Prabu Tapa Agung “Tenang sekali suasana di sini.” Ratu Dwi Ayu “Benar, di sini memang lebih tenang daripada di kerajaan.” Narator “Keduanya berjalan-jalan di hutan dekat kerjaaan, tanpa dikawal oleh para pengawal kerajaan. Di tengah jalan, ternyata sesuatu yang buruk terjadi pada Prabu Tapa Agung.” Prabu Tapa Agung “Jatuh, memegangi kakinya Ahh...” Ratu Dwi Ayu “Astaga, Raja... terduduk, ikut memegangi kaki Prabu Tapa Agung. Tolong... tolong... ” Narator “Syukurlah ada orang yang mendengar. Seorang Nenek yang tengah mencari kayu bakar datang. Ia menawarkan untuk mengobati Prabu Tapa Agung di rumahnya.” Nini Penyihir “Sambil menempelkan daun pada luka Raja Anda terkena duri semak. Jika Baginda selalu menempelkan daun ini pada lukanya, saya yakin pasti akan cepat sembuh.” Ratu Dwi Ayu “Terima kasih Nek, saya tidak tahu bagaimana nasib kami jika Nenek tidak ada.” Nini Penyihir “Tidak apa-apa. Ini, bawahalah! Menyerahkan kantong kecil. Tempelkan setiap hari.” Prabu Tapa Agung “Terima kasih banyak Nek.” Narator “Hari demi hari berlalu. Sejak kejadian Baginda Raja terjatuh di hutan, kesehatannya mulai menurun. Ia sering batuk dan tidak berselera makan. Umurnya yang tua juga menambah buruk kondisinya. Prabu Tapa Agung “Berbicara dengan nada tercekat sambil memegangi dada Aku sudah tua— uhuk. Mungkin sudah saatnya aku pergi—uhuk!” Ratu Dwi Ayu “Nada khawatir Jangan bicara begitu Suamiku.” Prabu Tapa Agung “Tidak Istriku. Sekarang memang sudah saatnya aku turun tahta. Aku— uhuk — akan menunjuk... Purbasari sebagai penggantiku.” Purbararang “marah Apa?!?!?! Ayahanda—mendekati Ayahnya aku adalah putri sulung, seharusnya Ayahanda memilihku.” Indrajaya “Ya, Ayahanda. Seharusnya Purbararang lah yang menjadi penerusmu!” Prabu Tapa Agung “Tidak, keputusanku sudah bulat.” Purbararang “Tapi Ayah—“ Ratu Dwi Ayu “Hentikan! Apa kalian tidak lihat Ayah kalian sekarat?! Tinggalkan ruangan ini sekarang!” Narator “Purbararang beserta tunangannya—Indrajaya merasa kesal karena keputusan Prabu Tapa Agung yang menurut mereka tidak adil. Hal tersebut menyulut kemarahan di antara keduanya. Setelah berpikir panjang, Purbararang menemukan sebuah rencana untuk mengembalikannya ke posisi yang ia inginkan.” Purbararang “Ayahku menyerahkan tahtanya pada Adikku yang bodoh itu! Tahu apa dia soal kerajaan?! Aku tidak mau tahu Nini, kau harus melakukan sesuatu pada Purbasari!” Nini Penyihir “Itu permasalahan kecil, kau tahu tidak ada yang tidak bisa ku lakukan. Tapi... kau pun juga tahu aku punya harga bukan?” Purbararang “Cih Melempar sekatung koin emas. Koinnya keluar Aku rasa ini cukup untuk mengutuk Purbasari.” Penyihir “Baiklah, tunggu saja.” Purbararang “Tertawa.” Narator “Selang beberapa hari, Nini si penyihir berusaha untuk menyelinap ke dalam kamar Purbasari. Saat ia berhasil, Nini langsung melancarkan rencananya untuk mencelakai Purbasari, yaitu dengan menumpahkan bubuk racun di kasur Purbasari. Keesokan harinya, kerajaan dihebohkan oleh Putri Purbsari yang tak lagi berparas cantik. Kulit tangan, kaki, bahkan wajahnya penuh dengan totol-totol hitam. Prabu Tapa Agung “Datang bersama ratu, dan Purbararang dengan tergopoh-gopoh Apa yang terjadi?!” Dayang “Saya tidak tahu Baginda Raja... Tiba-tiba saja kulit Tuan Putri menjadi seperti ini.” Semua “Terkejut” Purbararang “Astaga! Bau sekali! Mengipas-ngipas sekitar hidungnya. Lihatlah Ayahanda, apakah Ayahanda yakin ingin menurunkan tahta pada orang yang terkutuk seperti itu?” Purbasari “Ayahanda, aku juga tidak tahu apa-apa. Ibunda... apa yang telah terjadi pada diriku??? Sedih” Indrajaya “Datang dengan tergesa Baginda, rakyat mengeluhkan mengenai keputusanmu memilih Purbasari sebagai pewaris tahtamu.” Ratu Dwi Ayu “Baginda... Bagaimana ini? Menatap Purbasari Apa yang terjadi padamu Anakku? Sedih” Purbararang “Ayahanda, Purbasari tidak pantas menjadi seorang ratu! Apakah Ayahanda ingin membuat rakyat kecewa?” Prabu Tapa Agung “Hmm Wajah kecewa Kau benar putriku, dayang... tolong bawa Purbasari... ke pengasingan.” Purbasari “Apa?! Ayahanda, jangan usir aku. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku mohon, Ibunda... tolong aku menangis.” Prabu Tapa Agung “Berhenti menangis putriku, kembalilah saat kau sudah sembuh. Dayang, cepat kau antarkan Purbasari!” Dayang “B—Baik Baginda, akan saya laksanakan.” Purbararang dan Indrajaya “Diam-diam tertawa senang.” Narator “Purbasari dan dayangnya pergi dari istana menuju hutan tempat pengasingan. Dayang begitu berat melepaskan Purbasari, namun titah raja mengharuskan mengantar Purbasari ke tempat itu.” Dayang “Maafkan saya Tuan Putri.” Purbasari “Tidak apa-apa dayang, Ayahanda sudah memerintahkannya Sedih.” Dayang “Baiklah, tapi sebagai permohonan maaf saya, biarkan saya mencarikan tempat tinggal untuk Tuan Putri.” Narator Lama setelah mereka berjalan-jalan, akhirnya mereka menemukan sebuah gubuk di tengah hutan. Setelah itu, barulah dayang melepas Purbasari. Perginya dayang menandai bahwa Purbasari harus tinggal sendiri dalam pengasingannya. Suatu hari, ketika Purbasari duduk di depan gubuknya, dia melihat seekor lutung yang muncul dari semak-semak.” Purbasari “Ketakutan Siapa kau?” Lutung Kasarung “Muncul dari semak-semak. Melambai-lambaikan tangan. Mengulurkan tangan untuk bersalaman” Purbasari “M—Mau apa kau?!” Lutung Kasarung “Menuliskan sesuatu di kertas bertuliskan Lutung Kasarung’ Purbasari “Lutung... Kasarung?” Lutung Kasarung “Mengangguk, mendekati Purbasari, mengulurkan tangan untuk bersalaman” Narator “Sejak saat itu, Purbasari dan Lutung Kasarung berteman. Lutung Kasarung kini tahu kenapa seorang putri kerajaan ada di tengah hutan sendirian. Lutung prihatin akan keadaan Purbasari. Ia menjadi sangat perhatian pada Purbasari. Ia membawakan Purbasari makanan, air dan sesekali membawa bunga-bunga yang indah. Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung pergi ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Paginya, Purbasari mendapatinya.” Purbasari “Lutung... Apa yang sedang kamu lakukan?” Lutung Kasarung “Tuan Putri, mandilah di telaga ini.” Purbasari “Terkejut K—Kau? T—Tidak mungkin!!! Kenapa kau bisa bicara? Lalu—kenapa menyuruhku untuk mandi di sini???” Lutung Kasarung “Menarik tangan Purbasari. Jika kau mau kembali ke istana, ini satu-satunya jalan. Cepat, ceburkan dirimu!” Narator “Walau ragu, akhirnya Purbasari menceburkan dirinya ke telaga itu. Lalu sesuatu terjadi pada kulit Purbasari. Kulitnya menjadi bersih dan cantik kembali.” Purbasari “Tidak mungkin! Kulitku... kulitku kembali seperti semula. Lutung, terima kasih banyak! Kegirangan” Lutung Kasarung “Sama-sama. Sekarang, kau dapat kembali ke istana dan bergabung bersama keluargamu. Aku akan mengantarkanmu.” Narator “Keesokan harinya Purbasari dan Lutung Kasarung kembali ke istana. Semua orang terkejut, ada yang terkejut bahagia, dan ada yang terkejut kesal.” Dayang “Mencuci baju sambil menyanyi, kemudian terkejut. Pu—Putri Purbasari telah kembali! Baginda Raja!!! Baginda Ratu!!!” Purbararang “Kaget. Astaga! Memelankan suara Bagaimana ini bisa terjadi???” Dayang “Tuan Putri, apa Tuan Putri baik-baik saja? Apa Tuan Putri terluka? Syukurlah Tuan Putri kembali dengan cepat. Saya pikir saya tidak akan bertemu Tuan Putri lagi.” Purbasari “Iya dayang, aku baik-baik saja. Semua... berkat Lutung Kasarung. Menoleh lutung” Prabu Tapa Agung “Purbasari—uhuk Terjatuh.” Ratu Dwi Ayu “Terkejut Baginda!” Purbararang “Tidak mungkin! Ini tidak mungkin terjadi! Ayahanda harus menyerahkan tahta kepadaku. Baiklah, aku kita berlomba! Narator “Purbasari menyanggupi tantangan dari Kakaknya—Purbararang. Berbagai kompetisi ia jalani. Mereka seri. Tibalah kompetisi terakhir, yakni kompetisi mengenai tunangan siapa yang paling tampan di antara mereka berdua.” Indrajaya “Angkuh. Aku adalah tunangan Purbararang. Aku adalah pria tertampan di kerajaan ini.” Purbasari “Gelisah, berucap dengan nada pelan Bagaimana ini?” Lutung Kasarung “Aku tunangannya!” Purbararang “Apa? Lutung? Tertawa Tidak mungkin! Tapi baiklah, jika seperti itu sudah jelas siapa pemenangnya.” Lutung Kasarung “Tunggu sebentar.” Narator “Lutung Kasarung tiba-tiba bersemedi. Ia berdoa agar dirinya dapat menjadi tandingan Indrajaya. Dan tanpa disangka-sangka, Lutung Kasarung berubah menjadi seorang pria tampan. Bahkan lebih tampan daripada Indrajaya. Narator “Lutung Kasarung pun melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.” Semuanya “Terkejut” Purbasari “Kaget. Lutung... Kau—” Lutung Kasarung “Aku adalah pangeran dari kerajaan tetangga. Tapi aku dihukum akan kesombonganku. Sekarang aku sudah belajar untuk tidak mengulangi kesalahanku.” Indrajaya “Ti—tidak mungkin!” Purbararang ”Tidak mungkin! Aku sudah meracuni Ayahanda dan meracuni gadis itu! Kenapa jadi begini!!!” Ratu Dwi Ayu “Ap—Apa? Kau meracuni Ayahmu dan Adikmu sendiri?” FLASHBACK ON Purbararang “Bagaimana?! Bagaimana caranya???” Indrajaya “Racuni saja Raja!” Purbararang “Tid—“ Indrajaya “Lagipula Raja sudah tua, tak sanggup lagi untuk memimpin negeri ini. Biar aku yang menggantikannya. Kau setuju kan?” Purbararang “Tapi—“ Indrajaya “Aku memanggil seseorang Nini Penyihir datang. Ini Nini, dia pasti bisa melakukan sesuatu pada Raja tanpa seorang pun mengetahuinya. Jadi Nini, apa rencana anda?” Nini Penyihir “Mudah. Duri semak dan daun liar beracun. Itu akan menurunkan kesehatannya perlahan-lahan.” FLASHBACK OFF Narator “Meskipun Purbararang merupakan anak dari Raja dan Ratu, ia dan Indrajaya menerima hukuman atas apa yang telah mereka perbuat. Purbasari akhirnya menjadi seorang ratu didamping oleh seseorang yang tak pernah ia sangka, yang selalu ada untuknya meski dalam kesusahan—dia lah Lutung Kasarung.”
Naskahini merupakan naskah drama yang dulu saya dan teman-teman saya gunakan saat ujian praktek Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Lutung Kasarung Narator: "Alkisah, ada sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua orang putri yang bernama Purbararang dan Purbasari.
Lutung Kasarung Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung. Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari. Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa. Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang. Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari. Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya. Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum. Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut. Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang. “Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”. Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana. Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung. Sumber Naskah Drama Komedi Lutung Kasarung Babak 1 Di sebuah Kerajaan di Sumatra Barat, terdapat seorang Raja yang bijaksana, perhatian, baik, pandai, ulet, kerja keras, dan lain sebagainya yang bernama Prabu Tapak Agung. Beliau memiliki dua orang puteri Nan cantik dan Imut bernama Purbabarang yang biasa dipanggil “Barang” dan Purbasari yang biasa dipanggil “Sari”. 1. Raja Prabu “Putri-putriku yang manis, ayahmu yang tampan ini ingin melihat kalian.” 2. Sari “Baik ayahanda.” menunduk memberi salam kepada ayahnya 3. Raja Prabu “Di mana kakakmu, Sari?” 4. Barang masuk ke istana Raja dengan berpakaian ala modern “ahoi, ayahanda, ada apa dikau mencari hamba?” 5. Sari ”Kakak, sopanlah sedikit kepada ayah!” 6. Barang “Apa-apaan kamu? Mau melawan saya!” mengeluarkan sarung tinju dari tas 7. Raja Prabu “Hentikan kalian berdua! Huff… ayahmu ini sudah tua… sekarang ayahanda memanggil kalian karena suatu alasan. Sebenarnya, ayah… ingin mencari istri baru dan berwisata mancanegara” 8. Sari dan Barang “APA!” 9. Raja Prabu “ya begitulah sebenarnya alasan ayahanda memanggil kalian berdua. Karena itu ayah ingin menitipkan takhta kerajaan kepadaMu” menunjuk Sari 10. Barang “Whad?? Oh please deh! Masa takhta kerajaan di kasih ke kerdil ini?menunjuk Sari, By the way ayahanda, Saya kan putri sulung, seharusnya kan saya yang lebih pantas jadi Ratu, githu lowww!” 11. Raja Prabu “Ya pokoknya ayah maunya Sari yang jadi Ratu berwatak cengeng Papa tidak mau tahu, yang penting apa yang telah papa kataka sudah menjadi perintah.” Perkataan Raja Prabu membuat Barang marah, sehingga Barang memutuskan untuk pergi dari Kerajaan Babak 2 Akhirnya Barang pergi ke sebuah Gunung. Di sana ia menemui seorang nenek Lampir. 12. Nenek lampir “Ada apa nak engkau datang ke tempatku? Hihihihi…” 13. Barang “Nenek, saya ingin nenek mengutuk Purbasari saudara saya agar ia menjadi orang terjelek yang paling jelek dari yang terjelek sedunia.” 14. Nenek Lampir “Baiklah nak, tapi mana bayaran nenek?” 15. Barang “haaa! Baiklah, ni seribu rupiah buad nenek.” mengeluarkan dari kantong 16. Nenek lampir “eleee, kepiye toh, seribu ma tidak cukup kali buad jampi-jampi. Siniin semua duit lo!” 17. Barang waah nenek, gaul juga ya. Nenek, saya mohon jampi-jampiin Sari ya.” Pergi meninggalkan gunung 18. Nenek Lampir memulai ritual “ohm bala bala chiki-chiki bum-bum, Sari nan bullet chiki-chiki bum-bum, jadilah terjelek dan amit-amit bum-bum” menari dengan tarian yang aneh Babak 3 Kemudian Barang kembali ke istana, di sana ia melihat ayahanda yang siap berlayar mancanegara dengan pakaian casualnya. Di sampingnya terdapat Sari yang mendampingi ayahnya dengan penuh perhatian. Esok harinya. 17. Sari “Tidaaakkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!” 18. Barang “Kenapa Sari?! syok melihat keadaan Sari haaaaaa!” 19. Sari “Kak, kulitku menjadi sangat bersisik dan mukaku menjadi seekor ikan buntel, kak!” 20. Barang Berbicara di dalam hati “Ini kesempatanku untuk mengusir Sari.” Pengawal istana masuk ke dalam kamar Sari 21. Pengawal “Yang mulia Sari, kenapa bisa begini? Apa yang terjadi?” 22. Barang “Orang yang dikutuk seperti Sari tidak boleh menginjakkan kaki di istana ini. Pengawal, usir dia!” Para pengawal kemudian mengasingkan Ratu Sari ke sebuah Hutan. Babak 4 Karena tubuh Sari yang begitu jelek dan menjijikan, sehingga semua pengawal meninggalkannya begitu saja di hutan belantara. Sari sangat sedih karena tidak ada seorang pun manusia dan binatang-binatang yang ingin menemaninya. Ia selalu merasa terkucilkan setiap harinya. Suatu hari, seekor monyet datang menghampiri Sari yang sangat kelaparan. 23. Sari “Terima kasih monyet, karena hanya engkaulah satu-satunya temanku di hutan ini.” Menitikkan air mata dan FREEZE 24. Narator “Hati sang monyet bergetar Bergoyang-goyang ala matriks dan membaca dengan nada hiperbola sang monyet tidak rela meninggalkan putri yang buruk rupa tersebut. Tersadarlah hati Sang monyet untuk menolong putrid nan pendek, bulad, jelek, bersisik, dan bermuka ikan tersebut. Sari dan monyet keluar dari panggung, Barang dan pengawal lainnya masuk ke panggung Kemudian di istana, suasana telah berubah. 25. Barang berpesta ria dengan berdansa R&B “hey kalian, mari kita berdansa ria! Hahahahaha….” 26. Pengawal “it’s fun. We like it man.” 27. Barang “hmmm.. aku mulai khawatir dengan keadaan Sari, aku ingin sekali melihat keadaan dia.” Babak 5 Setiap hari di istana selalu mengadakan pesta-pesta modern, sehingga keadaan istana menjadi kacau. Di waktu yang sama, Sari selalu ditemani sang monyed, ia merasa sangat bahagia bila berada di sisi sang monyet. 28. Sari “Monyet, terima kasih karena engkau bersedia menemaniku hingga hari ini.” 29. Monyet “ menunjuk kearah danau 30. Sari “kenapa nyed-nyed? Ada sesuatu yang anehkah di danau tersebut?” pergi menuju ke danau 31. Monyed menceburkan Sari ke danau “Nguikkkkk…” 32. Sari “kamu nakal sekali yah, menceburkan aku ke danau!” jengkel dan akhirnya menarik monyet tersebut ke danau 33. Monyet “nguk..nguk..nguk..” perlahan-lahan wujud Sari berubah menjadi cantik dan Sang monyet berubah menjadi manusia 34. Sari “huaaaaa! Siapa kamu???” Kemudian Barang berkunjung ke hutan dan melihat Sari yang telah berubah menjadi sangad cantik bersama seorang pria tampan di sebelahnya. 35. Monyet “kenalkan putri Sari, nama saya Lutung, LutungKasarung.” 36. Barang memotong pembicaraan “Apa-apaan ini? Aku hendak mengunjungimu Sari. Tapi yang kulihat. Kalian berdua sedang mandi bersama! Kaget, dan mendadak sakit jantung kemudian meninggal 37. Sari mencekik kakaknya yang jatuh “kakak, kakak salah paham! Huaaaaa…..” 38. Pengawal semua pemain dalam posisi FREEZE kecuali pengawal “Ya karena puteri Prabubarang telah meninggal maka dari itu sekarang takhta kerjaan berpindah alih ke puteri Prabusari.” 39. Sari “heeee???” 40. Monyet “Puteri terimalah takhta kerajaanmu dan perbaikilah seisi istana agar menjadi lebih baik.” 41. Sari “Terima kasih, Lutung.” Babak 6 Setelah kematian kakaknya, Istana R&B berubah ,menjadi sebuah istana yang makmur dan damai. Putri Purbasari memimpin Kerajaan bersama dengan Lutung Kasarung, pria idamannya yang telah dibayangkan sejak kecil. Dan setelh itu mereka berdua hidup bahagia. Sedangkan Raja Prabu berhasil mendapatkan istri baru dan melanjutkan Wisata mancanegara mereka ke Puau Hawai untuk berbulan madu. Untuk lebih lengkapnya silahkan download langsung di bawah ini Cerita_dan_Naskah_Drama_Komedi_Lutung_Kasarung
LutungKasarung merupakan kisah pantun yang terkenal di kalangan masyarakat Sunda, Jawa Barat, Indonesia. Kisah ini mengisahkan perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan ke bumi dalam wujud seekor lutung, yaitu kera hitam berekor panjang. Ketika sampai di bumi, ia tersesat di tengah hutan.
88% found this document useful 8 votes16K views6 pagesDescriptionNASKAH DRAMA LUTUNG KASARUNG PART 1Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?88% found this document useful 8 votes16K views6 pagesNaskah Drama Lutung KasarungJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Panduanlengkap uji analisis regresi linear sederhana dengan spss. Contoh soal penyelesaian analisa regresi dan korelasi jurusan teknik industri universitas mercu buana 2010. Contoh soal dan jawaban biostatistika korelasi rank spearman kemendikbud. Naskah Drama Lutung Kasarung Lengkap Dec 03 . 7 min read. Contoh Soal Tiu Tentang Umur Oct 30